Setiap orang tentunya memiliki pertimbangan sendiri untuk memutuskan apartemen sebagai tempat tinggal. Namun, sebenarnya tinggal apartemen memiliki konsekuensi yang harus dihadapi termasuk soal biaya, lokasi, fasilitas, dan sebagainya. Biaya tinggal di apartemen tentu berbeda dengan ketika anda tinggal di rumah tapak. Lalu, berapa sih biaya yang harus dikeluarkan? Mari simak penjelasan berikut supaya anda paham.
Seringkali orang mengira tinggal di apartemen lebih mahal daripada tinggal di hunian rumah tapak biasa. Padahal, sebenarnya kita bisa mengukur di awal berapa besarnya biaya yang mesti ditanggung oleh penghuni. Selain itu, faktor lokasi apartemen juga akan mempengaruhi seberapa besar biaya harus dikeluarkan. Nah, berikut biaya tinggal di apartemen secara umum yang bisa jadi acuan untuk anda yang ingin membeli atau menyewa apartemen.
Biaya Iuran Pengelolaan Apartemen (IPL) merupakan biaya maintenance fee atau service fee yang terdapat dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli. Penggunaan biaya ini akan dipakai untuk biaya pengelolaan kebersihan, keamanan, operasional gedung, gaji petugas bagian perawatan gedung, dan lain-lain. Biaya IPL akan dihitung sesuai dengan ukuran unit dan biasanya dibayarkan tiap bulan tergantung kebijakan masing-masing pengelola apartemen. Jadi, semakin luas unit apartemen anda, maka biayanya akan IPL-nya akan semakin mahal. Nah, anda perlu siapkan anggaran biaya IPL jika ingin tinggal di apartemen.
Biaya sinking fund adalah biaya pemeliharaan fasilitas di apartemen. Namun, biaya sinking fund ini lebih kepada pemeliharaan fasilitas yang rusak pada unit apartemen yang anda tinggali. Sebab, bila terjadi kerusakan secara tiba-tiba, justru anda akan menghadapi tagihan yang besar. Untuk biaya sinking fund umumnya mulai dari dari Rp 100 – Rp 200 ribu per bulan.
Biaya utilitas meliputi biaya listrik, air, internet, dan sebagainya. Jangan kaget, untuk biaya utilitas ini anda mesti mempersiapkan pengeluaran cukup besar per bulan. Hal ini biasanya terjadi lantaran pengubahan pasokan listrik dari tegangan rendah menjadi tegangan menengah oleh PLN.
Penggunaan listrik di apartemen sendiri disamakan penggunaannya dengan gedung kantor sehingga lebih mahal. Perhitungan listrik di apartemen juga disamakan golongannya dengan gedung kantor dan mall sehingga lebih mahal dibandingkan dengan perhitungan listrik rumah tapak. Jadi persiapkan anggaran yang cukup untuk membayarkan biaya utilitas tersebut, ya.
Setiap apartemen memiliki kebijakan berbeda-beda soal tarif parkir. Ada sebagian apartemen yang memang memberi gratis parkir untuk satu kendaraan bagi pemilik apartemen, atau tetap membayar parkir dengan besaran tertentu. Jika ingin tinggal di apartemen pastikan anda mempersiapkan anggaran lebih untuk biaya tersebut.
Jika anda orang yang sibuk dan tidak punya waktu untuk mencuci pakaian, maka ada jasa laundry saat tinggal di apartemen. Di dalam area apartemen biasanya terdapat berbagai jasa seperti laundry, salon, makanan minimarket. Untuk besaran biaya berkisar Rp 8.000 sampai Rp10.000 per kilo. Tentunya biaya laundry ini tidak akan terlalu besar jika masih hidup sendiri, tetapi akan berbeda pengeluarannya jika anda sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Biaya pajak pertambahan nilai akan dibebani oleh pemilik apartemen. Biaya pajak akan dikenakan setiap jual beli objek properti. Biasanya besaran biayanya pajak pertambahan nilai ditetapkan sekitar 10 persen untuk harga apartemen di atas Rp 50 Juta. Selain itu, terdapat pula pengeluaran lain seperti Bea Perolehan Harga Tanah Dan Bangunan (BPHTB) dan Biaya Provisi.
Nah, sekarang bila Anda tetap berniat tinggal di apartemen enggak perlu lagi khawatir soal perkiraan biaya yang harus dikeluarkan. Asalkan, semua kebutuhan terpenuhi, apartemen bisa jadi solusi hunian yang memberikan rasa nyaman dan aman. Salah satu apartemen yang memberikan fasilitas terbaik yakni Grand Kamala Lagoon. Apartemen Grand Kamala Lagoon berada di antara pusat Ibukota dan kawasan industri terbesar di Indonesia.
Grand Kamala Lagoon merupakan kawasan yang terletak di Bekasi, Jawa Barat. Dengan luas 28 Ha, Grand Kamala Lagoon mengusung konsep “The First CBD with Floating City Concept” yang modern dan nyaman. Grand Kamala Lagoon memiliki akses terbaik yang meliputi 3 exit Tol: Tol Bekasi Barat – Tol Becakayu – Tol Jorr, Bandara Halim Perdanakusuma, LRT Jakarta – Bekasi, serta Kereta Cepat Jakarta – Bandung.